Friday, February 15, 2008

Primkokas menjadi Franchisor/Pewaralaba ?

Ini mungkin suatu ide dari saya yang agak konyol (foolish Idea). Tetapi ide ini bisa menjadi sebuah Marketing Bridge & one way solution meningkatkan SHU (Sisa Hasil Usaha) Primkokas yang setiap tahun selalu diharapkan untuk terus meningkat.

Ini memang bukan “CUMA” cara bagaimana meningkatkan SHU, tetapi ini mungkin bisa digunakan untuk pembelajaran agar PRIMKOKAS menjadi pelaku bisnis yang lebih matang dan profesional.

Mengapa ide ini perlu saya sampaikan ? Tentunya dengan banyak pertimbangan yang memungkinkan primkokas menjadi Franchisor / Pewaralaba, antara lain adalah :
  1. Sebagai Koperasi Karyawan, Primkokas mempunyai Anggota yang cukup besar yaitu lebih dari 6000 anggota (dengan Iuran Wajib yang cukup tinggi untuk ukuran sebuah koperasi) artinya Primkokas punya kekuatan modal yang cukup kuat untuk mengembangkan bisnis yang lebih menguntungkan.
  2. Memiliki sistem komputerisasi, artinya punya sistem kerja yang dapat menangani transaksi dengan beban tinggi.
  3. Beberapa Koperasi telah menjalin kerjasama dengan primkokas, artinya primkokas sudah dianggap memiliki kemampuan untuk menyediakan kebutuhan anggota koperasi lain.
  4. Primkokas mempunyai pengalaman hampir +/- 30 tahun menangani bisnis retail & Simpan Pinjam.
  5. Omset usaha yang terus meningkat. Saat ini rata-rata omset kotor dari transaksi adalah 4 s.d 5 milyar per bulan.
  6. Sarana Media Informasi yang sudah memadai seperti LAN > Internet > SMS Gateway.
Mengapa harus menjadi Franchisor/Pewaralaba ?
Pertanyaan ini tentu pasti muncul, mari kita bersama-sama ber-PIKIR demi kemajuan PRIMKOKAS atas dasar VISI dan MISI, saya mengajak anda membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
  1. Peningkatan omset yang berujung dengan meningkatnya SHU tidak akan pernah terwujud jika hanya mengandalkan transaksi kredit dari Anggota saja, karena jumlah Anggota Primkokas yang keluar dari ke-Anggota-an lebih tinggi dibandingkan dengan yang masuk menjadi Anggota Baru. Hal ini dikarenakan karena faktor alam (he..he..he) yaitu karena usia PENSIUN. Dari analisa yang pernah saya lakukan terhadap Anggota yang akan memasuki masa pensiun ini, lumayan besar kehilangan yang akan terjadi antara lain penurunan omzet transaksi dan terutama adalah penurunan pemasukan dari Iuran Wajib & Sukarela. Ini artinya akan terjadi penurunan tingkat SHU.
  2. Biaya operasional PRIMKOKAS semakin tahun semakin tinggi, dari mulai biaya gaji karyawan, overall, listrik, telephone sampai dengan biaya penunjang fasilitas perangkat kerja serta perangkat penunjang untuk layanan konsumen. Biaya ini akan menjadi beban kearah menurunnya SHU jika tidak diimbangi dengan pengembangan produk atau Market Planing yang lebih baik. Ibarat punya mobil dengan mesin 2400cc tetapi hanya dipergunakan untuk mengangkut 1 orang penumpang. Tentunya ”cuma” kelihatan besar dan mewahnya saja tetapi kurang menguntungkan dan tidak effesien.
  3. Moto ”Primkokas Jaya Anggota Sejahtera”, belum benar-benar tercapai, khususnya bagi anggota yang ingin melakukan bisnis/usaha sampingan (apalagi setelah masa pensiun). Hal ini disebabkan belum ada rancangan/konsep apalagi pemikiran tentang Nasib Anggota Primkokas setelah keluar dari keanggotaan. Primkokas dalam hal ini sebenarnya bisa mewujudkan hal tersebut karena Primkokas bisa dikategorikan sebagai Pengelola Bisnis/Usaha yang bisa membantu Anggota & Mantan-mantan anggotanya untuk bekerja sama secara bisnis yang berujung saling menguntungkan di keduabelah pihak.

Dari pemikiran sederhana tersebut diatas, tentunya bisa dibayangkan solusi nya, tetapi bagaimana solusinya ? tentunya solusi yang ke arah positif, bukan malah mundur atau malah menutup bagian unit usaha dari Primkokas. Jangan membiasakan berpikiran ”Kalah sebelum berperang”, kita diberkahi dengan OTAK & AKAL yang fungsinya untuk berpikir dan melakukan hal-hal yang lebih baik, maka cobalah sesekali berpikir untuk banyak orang, jangan cuma memikirkan diri sendiri. Cobalah untuk berpikir layaknya seorang Raja yang memikirkan bagaimana rakyatnya bisa terlepas dari kemiskinan dan kesengsaraan, bukan malah memikirkan diri sendiri layaknya Raja yang berambisi jadi Kaisar.

Jika anda sebagai bagian dari primkokas sudah mempunyai niat & semangat tinggi untuk hal yang positif, ada beberapa usulan yang mungkin sudah dipikirkan orang lain dan menjadi harapan banyak orang untuk kemajuan PRIMKOKAS, antara lain :
  1. Menambah Jumlah Anggota Primkokas dengan membuka peluang penerimaan Anggota Baru yang berasal dari Perusahaan-perusahaan diluar PT.KS Group.
  2. Membuka Kemitraan sebanyak mungkin dengan beragam variasi produk yang dibutuhkan ”manusia”.
  3. Membuka peluang bisnis untuk pengembangan usaha tetapi dengan beban biaya operasional yang seminimal mungkin, salah satunya adalah menjadi FRANCHISOR atau PEWARALABA.
Biasanya kita ’cuma” senang membicarakan keuntungan, tetapi tidak mengulas ”cara” bagaimana mencapai keuntungan dengan resiko seminimal mungkin. Dari contoh 2 usulan tersebut, tentunya kita harus banyak melakukan filter-filter agar tidak terjadi stagnasi saat terjadinya proses. Perlu dipikirkan juga tentang ”SYSTEM”, jangan bertindak seperti POLITIKUS, karena politikus tidak termasuk kategori pelaku bisnis.

Dibawah ini saya mencatat bisnis-bisnis waralaba yang bisa kita tiru, silahkan dipikirkan dan jangan lupa mengukur kemampuan, jika perlu lakukan peningkatan ”kemampuan” yang dimiliki Primkokas. Yang patut diingat adalah PRIMKOKAS sudah punya SISTEM, jika perlu, bakukan sistem ini dan ”JUAL” !!, sehingga PRIMKOKAS bisa menjadi PEWARALABA.

Bisnis waralaba sudah banyak dijalankan, dan dibalik mereka terdapat nama-nama perusahaan bermodal kuat dan menjadi Franchisor besar di indonesia antara lain seperti :PT. Mitra Adiperkasa sebagai pemegang franchise/waralaba untuk produk-produk dari luar negeri seperti:Starbucks, Kinokuniya, Sogo, Debenhams, Nautica, Marks & Spencer, dan Lacoste), Grup MRA (Hard Rock Café, Cosmopolitan, FHM ,Magazine, Harley-Davidson, Ferrari, dan lain-lain), Kawan Lama (agen perkakas rumah tangga), Kenari Djaya (agen kunci-kunci mewah).

JENIS-JENIS PRODUK YANG BISA DI-WARALABA-KAN

Waralaba SUPERMARKET
Contoh, Indomaret yang kini memiliki 2.063 gerai per Mei 2007 (858 di antaranya gerai waralaba), Alfarmart - 1.500 gerai (akhir 2006), Le Monde Baby’s World - 100 gerai, Londre - 122 gerai, Es Teler 77 - 160 gerai, dan Primagama - 380 gerai.

Waralaba RESTO
Yang sekarang mendunia: A & W (didirikan pada 1919 dan diwaralabakan pada 1924), KFC (1930), Dairy Queen (1940), Dunkin’ Donuts (1950), Burger King (1954), McDonald’s (1955), dan The International House of Pancakes (1958).

Waralaba PERMESIANAN
Di industri permesinan, franchising lahir pada tahun 1950-an dengan berdirinya McCormack Harvesting Company, yang kemudian disusul oleh Singer Sewing Centers (tahun 1860-an) yang mewaralabakan penjualan dan layanan pascajual mesin jahit Singer.

Waralaba penjualan dan layanan pasca jual produk otomotif
baru diluncurkan awal tahun 1900-an oleh General Motors dan Ford Motor Co., hampir berbarengan dengan waralaba toko obat yang dikembangkan oleh Louis Liggett pada 1902.

Waralaba SALON
Di bisnis yang lebih kecil, salon perawatan rambut, cikal bakal waralaba lahir pada 1888 ketika Martha Matilda Harper mendirikan salon pertamanya di Rochester.

Waralaba yang yang didirikan oleh pebisnis Perempuan
Dan bukan hanya di bidang yang terkait dengan pekerjaan tradisional perempuan, seperti resto dan makanan (Auntie Anne’s dengan Anne’s Hand Rolled Soft Pretzel-nya, CandyBouquet International, The Coffee Beanary, Cookies by Design/Cookies Bouquet, Pickles and Ice Cream) serta kecantikan (Fit America dengan metode pendekatan alami untuk penurunan berat badan). Para perempuan di AS juga berhasil mewaralabakan pendidikan (ComputerTots dan Computer Explorers) dan layanan kencan khusus untuk para profesional sibuk (It’s Just Lunch), bahkan layanan di bidang yang dikuasai kaum Adam, mulai dari pengiriman barang (Craters & Freighters, Two Men and A Truck) sampai layanan pascajual otomotif lengkap (Moran Industries, Inc.).

-------------------------------------------------------------------------------------------
Saya berharap artikel ini dapat digunakan untuk hal yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan anggota (sesuai dengan salah satu tujuan didirikannya koperasi), tidak untuk dibahas dan menjadi suatu perdebatan panjang dengan rapat-rapat yang mengeluarkan banyak biaya (yang ujungnya hanya menguntungkan segelintir orang) tanpa menghasilkan solusi apapun. Ide menjadikan Primkokas sebagai Pewaralaba/Franchisor ini, dijadikan sebagai bahan pemikiran yang mendalam dengan banyak pertimbangan dan dikemas secara matang sampai ke hal-hal teknis yang sekecil-kecilnya. Karena mengeluarkan keputusan tanpa didukung hal teknis tentunya cuma menjadi sesuatu hal yang bersifat Incapsulism dan akhirnya bersifat Teoritis tanpa hasil yang sesuai dengan harapan banyak orang.