Untuk bisa menangkap siaran TV melalui Satelit,perangkat yang dibutuhkan antara lain :
- Pesawat TV (ini modal utama)
- Antena Parabola
- LNB (Low Noise Block) / Feed Horn
- Receiver
- Positioner (untuk mengarahkan antena jika menggunakan motor penggerak)
ANTENA PARABOLA
Berbicara mengenai siaran dari satelit, maka peranti pertama yang harus ada adalah antena parabola. Fungsi alat ini adalah mengumpulkan sinyal-sinyal yang dipancarkan satelit dan memantulkannya menuju fokus pada satu titik. Pada titik fokus tersebut ditempatkan alat penangkap sinyal, yaitu feed horn/LNB (LOW NOISE BLOCK) yang dibahas dalam bagian lain.
DIAMETER ANTENA PARABOLA
Ada berbagai ukuran diameter antena parabola dan juga jenisnya. Untuk antena jenis rigid atau bahan berupa pelat padat berukuran diameter 6 feet (sekira 180 cm) hingga 9 feet (sekira 270 cm). Adapula antena yang jenis bolong-bolong atau menggunakan semacam kawat ram. Ukuran diameternya bisa 12 feet (sekira 360 cm) hingga 16 feet (sekira 480 cm).
Masing-masing ada kelebihan dan kekurangan. Jenis rigid/Solid relatif mudah dalam pemasangan. Tinggal memasukkan baud pada lubang-lubang yang ada di sisi panel, maka enam panel yang ada bisa terangkai menjadi satu antena. Kekurangannya adalah akan terpengaruh terpaan angin.
Dalam hal pemasangan, sebagai contoh Kota Bandung yang berada pada posisi di selatan garis katulistiwa perlu mengarahkan antena agak miring ke utara. Kemiringan ini diatur sedemikian rupa agar garis sumbu pergerakan antena ke timur dan barat tepat berimpitan dengan garis bujur bumi. Hal ini dimaksudkan agar sebagian besar sinyal satelit yang ada di langit dapat ditangkap.
Maka, posisi antena dari posisi Bandung (65,5o Lintang Selatan, 107,36o Bujur Timur) agak dimiringkan ke utara menuju posisi 0o di atas katulistiwa. Sudut elevasi yang terbentuk sebesar 78,5o ke atas dari garis hozisontal, dan sudut azimut sebesar 37o dari arah timur ke kiri (berlawanan jarum jam). Jika garis sumbu antena agak bergeser dari garis utara -selatan, maka ada kemungkinan hanya sinyal dari satelit di belahan timur yang tertangkap, sementara di posisi barat tidak dapat tertangkap, atau sebaliknya.
SATELIT NYA ADA DIMANA ?!
Namun kali ini yang dibahas adalah satelit sebagai sarana informasi audio dan video. Ada dua sistem menangkap siaran dari satelit, yaitu secara berlangganan atau menangkap siaran bebas langganan (free to air / FTA).
RATUSAN SALURAN
Mengenai saluran televisi di satelit, dapat dilihat pada situs internet http://www.lyngsat.com yangmencantumkan berbagai datafrekuensi saluran (channel), posisi polaritas (vertikal atau hoziontal), dan satu lagi adalah memasukkan angka simbol rate (SR) dari ratusan siaran televisi atau radio lewat satelit dari masing-masing stasiun televisi. Atau yang lebih mudah, parameter-parameter frekuensi, polaritas dan simbol rate (SR) tidak perludiubah, karena sudah diatur oleh pabrikan pembuat receiver.Pengguna tinggal memilih saluran yang diinginkan.Namun demikian, para pengguna atau pemula untuk menangkap siaran dari satelit perlu mengetahui saluran televisi mana saja yang ada pada tiap satelit.Terlebih lagi Indonesia merupakan wilayah dengan garis orbit geostasioner yang disesaki banyak satelit di atas katulistiwa. Selain itu ada sejumlah satelit di luar wilayah udara Indonesia, namun siarannya masih dapat diterima dengan baik dengan arah sudut tertentu di barat atau timur. Sinyal satelit yang dapat ditangkap mulai dari 72o di arah barat yaitu satelit PAS hingga 169,0o di arah timur yaitu satelit PAS 2. Tak kurang dari puluhan satelit, dengan ratusan saluran televisi yang menggoda.
Mulai dari tayangan hiburan, berita, olah raga, pendidikan, wisata, dan lain-lain. Katakanlah satu transponder pada Palapa C2 yang digunakan stasiun Indosiar hendak ditangkap. Untuk mendapatkannya, pertama kali masukkan angka frekuensi yaitu 4074,lalu polaritasnya V (vertikal) dan simbol rate 6500. Data ini disimpan dalam memori receiver (dibahas pada bagian lain tulisan ini).Lantas pada receiver dibuka menu indikator kekuatan sinyal. Bila sinyal belum tampak, berarti posisi antena parabola belum tepat. Tindakan yang diambil adalah mengatur kembali posisi kemiringan arah antena ke garis katulistiwa atau miring sedikit ke arah utara.Saat sinyal menunjukkan penguatan, tandanya frekuensi sudah diperoleh, lalu tekan tombol penyimpan memori agar saluran tersebut masuk di ”catatan” receiver.
FEED HORN/LNB (LOW NOISE BLOCK)
Berikutnya adalah alat yang sangat berperan dalam menangkap sinyal yang sudah difokuskan antena parabola, yaitu feed horn. Alat ini akan menangkap sinyal dari satelit yang biasanya terdiri dari dua polaritas, yaitu vertikal dan horisontal. Meski ada juga polaritas berbeda, yaitu kiri dan kanan.
Pemasangan alat ini juga harus tepat agar tidak ada sinyal yang tidak tertangkap akibat bergeser beberapa derajat. Alat yang berupa silinder dengan salah satu sisi ada tambahan bentuk kotak berada di pusat fokus antena. Posisi kotak tersebut harus menghadap utara. Lantas sinyal yang didapat akan disalurkan ke alat pengolah sinyal yaitu receiver sebelum masuk ke pesawat televisi.
MOTOR PENGGERAK
Untuk menggerakkan atau mengubah posisi antena pada sumbunya saat bergerak ke arah timur atau barat diperlukan motor penggerak. Sistem yang digunakan adalah tongkat yang bisa mendorong (memanjang) atau menarik (memendek) dan menggunakan dinamo DC tegangan 36 volt. Alat yang disebut actuator ini sekilas seperti tongkat besi biasa. Tapi kekuatannya bisa mendorong dan menarik posisi antena parabola sekuat 250 kg.
Ada mekanisme sensor yang membatasi pergerakan agar tongkat tidak terus bergerak mendorong atau menarik. Jika hal itu sampai terjadi, bisa-bisa pinggiran antena penyok akibat terus ditarik atau didorong hingga membentur tiang dudukan antena. Alat ini juga dilengkapi lubang untuk mengeluarkan air yang berasal dari hujan atau embun yang terperangkat di dalamnya.
RECEIVER
Alat berbentuk kotak ini adalah “otak” dari pengolahan sinyal satelit. Ada dua jenis receiver, yaitu manual atau digital. Peranti manual adalah pengaturan frekuensi menggunakan tombol putar. Untuk manual ada perkembangan teknologi, di mana tampilan pada receiver berupa angka-angka layaknya peraga digital, meskipun pengolahan sinyal dari satelit masih konvensional berupa sinyal analog.Sedangkan peranti digital menggunakan posisi tambah atau kurang untuk mencari sinyal saluran televisi, dengan memasukkan angka-angka frekuensi saluran (channel), posisi polaritas (vertikal atau hoziontal), dan satu lagi adalah memasukkan angka simbol rate (SR).
Peranti receiver segera mengolah data untuk menemukan sinyal saluran televisi dari satelit. Bila masukan data tadi salah, tidak akan muncul gambar di pesawat TV. Demikian pula dengan sinyal yang diolah, berupa sinyal digital.Dalam pengaturan sinyal ada beberapa hal yang dilakukan semacam mencari posisi satelit dengan sinyal terkuat. Lantas mencari transponder atau satu kanal frekuensi dari satelit. Untuk receiver digital, biasanya ada yang sudah diset dari pembuatnya untuk menangkap siaran televisi dan radio satelit. Jadi pengguna cukup mengatur posisi antena setiap satelit. Posisi antena akan disimpan dalam memori, sehingga pergerakan motor penggerak antena sudah tertentu.
POSITIONER
MENGATUR SINYAL TRANSPONDER
Setelah semua peranti utama berada pada posisi yang tepat dan bekerja dengan baik. Langkah selanjutnya adalah mengatur sinyal transponder yang hendak ditangkap. Untuk receiver yang sudah diset langsung pabriknya, maka pengguna cukup menempatkan posisi antena untuk mendapatkan sinyal terkuat. Sementara pengguna yang lebih suka mengutak-atik mencari transponder, dan lebih mengasyikkan ketika menemukan transponder baru dengan materi siaran yang menarik.
Untuk mengatur tangkapan sinyal transponder, biasanya harus dimasukkan angka simbol rate (SR), polaritas, dan angka frekuensi. Jika sinyal bagus, maka receiver digital akan menangkap siaran televisi, dan menyimpannya dalam memori. Sedangkan pada receiver manual, maka tinggal memutar tombol untuk mendapatkan frekuensi terbaik***
Tertarik pengen coba ? Anda bisa pesan parabola melalui saya:
1. Parabola Diameter 6 Feet / 180 cm
Venus V1(Allumunium Alloy )
2. LNBF C-BAND
3. Actuator Heavy Duty 18 Inch
4. Tiang Besi Parabola 125 cm
5. Receiver Digital GEOSAT
Positioner DiSEqC 1.2
6. RG6 High Quality Coaxial 20 meter
Harga :Rp. 2,3 Juta (termasuk biaya kirim + pemasangan wilayah Cilegon)